I.
PENDAHULUAN
(Teori-teori Perilaku Konsumen)
Teori
perilaku konsumen yaitu cara untuk menjadi konsumen yang bertindak rasional dan
ekonomis dalam memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang akan dibeli.
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang dan jasa,sedangkan Perilaku
Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam
mencari,menggunakan,menilai,mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan
memuaskan kebutuhan mereka.
Teori Perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan:
1.
Pendekatan nilai Guna Cardinal
Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitatif dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan
kepuasan yang dapat dicapainya, diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan
konsumsinya ke atas berbagai jenis barang yang terdapat dipasar.
2.
Pendekatan Nilai Guna Ordinal
Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari
mengkonsumsi barang-barang tidak dikuantifiser. Tingkah laku seorang konsumen
untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukan
dengan bantuan kurva kepuasan sama, yaitu kurva yang menggambarkan gabungan
barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.Kepuasan konsumen,
seorang konsumen akan mencapai kepuasannya yang maximum apabila ia mencapai
titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.
Macam-Macam Teori Perilaku Konsumen:
1.
Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap
konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya
meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari
produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih
besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk
beberapa produk yang lain.
2.
Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada
faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku
konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung.
3.
Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku
pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas,
seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
Sifat dari
perilaku konsumen ada dua,yaitu:
a.
Perilaku
konsumen rasional
Konsumen yang dalam melakukan tindakan
atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal serta prinsip ekonomi.
b.
Perilaku
konsumen irasional
Konsumen yang dalam bertindak tanpa
pertimbangan.
Pendekatan utama dalam perilaku
konsumen ada tiga,yaitu:
1.
Pendekatan
interpretif,pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi yang
mendasarinya dan untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen
ketika membeli dan menggunakannya.
2.
Pendekatan
tradisional, pendekatan ini didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi
kognitif,sosial,serta ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan
keputusan konsumen.
3.
Pendekatan
sains,pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji model
matematika berdasarkan kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk
memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi yang
dikenal dengan moving rate analysis.
KESIMPULAN:
Teori perilaku konsumen merupakan salah satu pembahasan penting
dalam manajemen pemasaran.
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing
Association), perilaku konsumen dapat diartikan sebagai interaksi
dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungan, yang mana manusia
melakukan pertukaran dalam berbagai aspek dalam kehidupan mereka.Dalam bahasa
aslinya disebut: “Consumer behavior is the dynamic intaraction of affect and
cognition, behavior, and the environment by which human beings conduct the
exchange aspects of their lives. Perilaku Konsumen adalah perilaku yang
konsumen tunjukkan dalam mencari,menggunakan,menilai,mengatur barang atau jasa
yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Teori Perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu Pendekatan nilai Guna Cardinal dan Pendekatan Nilai Guna Ordinal.Macam-Macam Teori Perilaku Konsumen
yaitu terdiri dari Teori Ekonomi Mikro,Teori Psikologis,Teori Antropologis.
Dalam prilaku
konsumen itu sendiri terdapat faktor –faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen itu terdiri atas faktor individual yang artinya
setiap orang memiliki sifat bakat motivasi dan selera yang berbeda mungkin itu
bisa juga mempengaruhi faktor emosional. Selain itu ada juga faktor ekonomi
yang ikut berpengaruh terhadap permintaan seseorang atau keluarga atas barang
dan jasa,dan yang terakhir faktor sosial atau yang dalam masyarakat harus
menyesuaikan diri dengan lingkngan sekitarnya. Jadi, perilaku konsumen harus
terlibat interaksi yang artinya harus melibatkan interaksi antara pemikiran
perasaan,tindakan kita dengan orang-orang sekitar kita,karena terdapat dua
elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan
dan kegiatan yang melibatkan setiap individu untuk menilai dan menggunakan
kebutuhan barang dan jasa.
II.
Segmentasi Pasar dan Analisa
Demografi
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi
kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik,
atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran
pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses
pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis
perbedaan antara pembeli di pasar. Analisis Demografi adalah analisis penduduk
dari rahim hingga liang kubur (from the womb to the tomb) karena meliputi
analisis penduduk pada seluruh siklus kehidupanmanusia sejak dari kandungan
sampai meninggal. Demografi, ini merujuk data statistik penduduk,
termasuk pendapatan, rata-rata umur, dan pendidikan. Kalau menurut Hermawan,
demografi ini termasuk dalam Static Attribute Segmentation, atau cara memandang
pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar
berdasarkan wilayah (negara,kawasan, propinsi, kota). Sedangkan demografi
berati kita melihat pasarberdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan
pendidikan.
Pendekatan-Pendekatan Segmentasi:
- Pendekatan Karakteristik Konsumen
Pendekatan-pendekatan segmentasi ada beberapa macam
diantaranya adalah geografi, demografi, psikografi, dan behavioral.
Masing-masing pendekatan ini memiliki ciri-ciri yang berbeda. Yang akan
dipaparkan sebagai berikut dibawah ini :
a.Segmentasi Geografi
Pada segmentasi geografi pengelompokan dilakukan berdasarkan
faktor geografinya, seperti berdasarkan negara, wilayah,kota,desa.
b. Segmentasi Demografi
Pada segmentasi demografi mengelompokkan dilakukan
berdasarkan variable usia,jenis kelamin, dan pekerjaan
c. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi psikografi konsumen dapat dibagi menurut
demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan ingin tahu lebih
jauh apa sebenarnya yang membuat orang-orang yang memiliki usia. Penghasilan,
pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam hal merespon terhadap produk.
Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui gaya
hidup,nilai-nilai kehidupan yang dianut , kepribadian individu tersebut baik
dari segi persepsi, motivasi maupun sikap.
d. Segmentasi Behavioral(kebiasaan)
Pada segmentasi kebiasaan yaitu dilihat dari pada
pengetahuan,sikap,reaksi mereka terhadap suatu produk. Seperti kebiasaan
membeli,mengkonsumsi,dsb
2. Berdasarkan Respon konsumen
Segmentasi manfaat yaitu pengelompokan yang didasarkan
kepada manfaat yang diharapkan dari suatu produk atau jasa, use occasion(saaat
pemakaian) dan Brand atau merek. Dengan ini konsumen akan dikelompokkan
berdasarkan respon mereka terhadap produk atau jasa,seperti ada konsumen yang
mementingkan kualitas maupun ada juga konsumen yang mementingkan harga yang
murah ketimbang kualitas.
Manfaat Analisis Demografi
- Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalamsuatu daerah tertentu.
- Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
- Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungandan lain-lain.
- Pemperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Pengertian
segmentasi pasar menurut para ahli, sebagai berikut :
- Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen. Swastha & Handoko (1987) juga berpendapat yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
- Pride & Ferrel (1995)mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
- Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama.
KESIMPULAN:
Perusahaan bisa
mendeteksi secara dini apa saja perubahan-perubahan yang terjadi didalam
pasar,selain itu juga perusahaan dapat membuat inovasi baru sesuai dengan
permintaan pasar,selain itu dapat memanfaatkan dana promosi dari media yang
diperkirakan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar,tetapi dari semua
itu dapat menghasilkan pesaing baru bagi perusahaan.Berdasarkan pengertian yang sudah dijelaskan diatas
segmentasi memiliki peran penting, dimana perusahaan dapat membagi pasar
menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau
tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran
terpisah. Segmentasi
pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak
boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal
yang harus dipelajari dalam membangun usaha
- Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan mengenai
aktifitas kehidupan. Seringkali berbagai macam keputusan harus dilakukan oleh
setiap konsumen pada setiap hari. Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Ujang
Sumarwan (2004:289) mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu
tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Pada saat konsumen membeli sebuah produk, umumnya konsumen
mengikuti suatu proses atau tahapan dalam pengambilan keputusan Kotler dan
Keller (2007a:214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan
proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana
konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian.
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah
tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
- Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
- Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci.
- Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pengambilan keputusan konsumen:
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pengambilan keputusan konsumen:
- Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
- Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
- Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
- Integritas (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Model Perilaku Pengambilan
keputusan.
·
Model Ekonomi yang dikemukakan oleh
ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum.
·
Model Manusia Administrasi Dikemukan
oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan
maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
·
Model Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga
orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·
Model Manusia Organisasi Dikemukakan
oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama
dalam pengambilan keputusan
·
Model Pengusaha Baru Dikemukakan
oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·
Model Sosial Dikemukakan oleh Freud
Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Untuk
merancang strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang
tepat perusahaan membeli diskon untuk menarik pembeli. Perilaku konsumen dapat
membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik..
Pemasaran
sosial, yaitu penyebaran ide diantara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen
dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide lebih cepat dan
efektif.
Terdapat
3 pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu :
- Pendekatan pertama adalah pendekatan inperatif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.
- Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisonal yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi dan kognitif, sosial, dan berhevorial serta dari ilu sosilogi.
- Pendekatan ketiga adalah sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika.
KESIMPULAN:
Keputusan
Pembelian, Dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub
keputusan, meliputi merk, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode
pembayaran. Perilaku Pasca pembelian Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan
selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Konsumen akan
membandingkan produk yang telah ia beli, dengan produk lain. Hal ini
dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan dengan fasilitas-fasilitas
tertentu pada barang yang telah ia beli, atau mendengar keunggulan tentang
merek lain. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu,
seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
- Evaluasi Alternative Sebelum Pembelian dan Sesudah Pembelian
Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya
konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa.
Evaluasi dan pemilihan yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan.
Pengambilan keputusan sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari
beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif
sesudah pembelian (Engel,1995). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses
pengambilan keputusan membeli yang meliputi pengertian proses pengambilan
keputusan membeli, tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli,
tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli serta faktor apa saja yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli.
Konsumen
adalah bagian terpenting dalam target pasar suatu perusahaan. Konsumen yang
konsumtif juga merupakan sasaran utama para peserta pasar dan perusahaan.
Tetapi, kadang konsumen kurang berhati- hati dalam melakukan pembelian
sehinggam menimbulkan kerugian sepihak. Maka dari itu, harus dilakukan evaluasi
alternatif yang dilakukan oleh konsumen sebelum mengambil keputusan untuk
membeli.
Analisis pengambilan
keputusan oleh konsumen
- Sudut pandang ekonomis, konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional harus mengetahui semua kelemahan dan kekuatan produk atau jasa yang dibelinya serta mempertimbangkan kegunaannya untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
- Sudut pandang kognitif, konsumen merupakan pengelolah informasi yang selalu mencari tahu apa saja tentang produk dan jasa yang dibutuhkan. Pengelola informasi selalu berujung pada pilihan unutk membeli atau menolak produk tersebut.
- Sudut pandang emosional, konsumen yang memiliki sifat cenderung mengkoleksi atau emmfavoritkan suatu barang atau jasa dan akan melakukan apa pun demi mendapatkannya termasuk dalam golongan ini, sehingga anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Tetapi, bila sudah mendapatkan produk yang membuat perasaan mereka lebih baik, maka keputusan yag mereka ambil merupakan keputusan rasional.
Dalam perilaku konsumen, evaluasi alternatif sebelum
pembelian itu sangat perlu, karena yang namanya membeli kitapun sebagai
konsumen juga harus teliti betul dengan barang yang ingin kita beli. Karena
tekadang, meskipun barang yang dipasarkan bagus pasti terkadang ada cacatnya.
Kemudian yang kedua hal yang biasa terjadi itu harganya, yang sebenarnya harga
tersebut aslinya sangat murah, tetapi jika kita tidak teliti dan pintar-pintar
dalam membeli kita juga akan tertipu dengan penjualan yang harganya cukup
mahal. Kemudian dari segi kualitasnya, terkadang harga mahal tidak menjamin
bahwa barang tersebut merupakan barang yang bagus, sama saja tas mahal dengan
kulit sapi atau kulit lainnya, apabila tidak dirawat lama-kelamaan pasti kulit
tersebut akan mengelupas dengan sendirinya. Dan malahan terkadang tas dengan
harga urah malah justru barangnya lebih bagus dibandingkan dengan tas yang
harganya lebih mahal. Lalu dari segi keterkenalan barang tersebut, terkadang
barang yang tidak terkenal bisa disebut sebagai barang yang tidak laku, atau
bisa jadi barang tersebut memang tidak banyak peminatnya atau bisa jadi barang
tersebut memang limited edition (satu-satunya). Pasti barang yang namanya
sarang satu-satunya biasanya dijual di toko-toko tertentu dan memang sengaja
diproduksi hanya satu barang itu saja, dan harganyapun juga lumayan mahal,
apabila barang itu bagus. Namun lain halnya jika barang yang tidak laku atau
tidak banyak peminatnya, itu biasanya barang tersebut tidak bagus atau tidak
menarik para konsumen sehingga barang terseut tidak laku terjual. Biasanya jika
di mall-mall apabila banyak barang yang cacat sedikit atau tidak laku, biasanya
mereka akan mengadakan cuci gudang dengan memberikan diskon, tujuannya agar
modal mereka kembali.
Tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen:
- Konsumen individu, Pilihan merk dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merk dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merk dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup dan karakteristik personalia.
- Pengaruh lingkungan, Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial, teman, anggota eluarga dan faktor yang menentukan situasional.
- Marketing strategy, Pemasaran yang baik adalah pemasaran yangmempunyai banyak data atau informasi dari konsumen untuk evaluasi dalam proses pengambilan keputsan, sehingga pangsa pasar dapat tepat sasaran.
Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang
digunakan dalam menilai alternative-alternative pilihan. Kriteria alternative
dapat muncul dalam berbagai bentuk misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen
mungkin mempertimbangkan kriteria keselamatan, kenyamanan, harga, merek, Negara
asal(country of origin) dan juga aspekhedonik seperti gengsi, kebahagiaan,
kesenangan dan sebagainya.
Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
- Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk. - Nama Merek, Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
- Negara asal, Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
- Saliensi ( Atribut yang mencolok), Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
Empat Tipe Proses Pembelian Konsumen
- Proses Complex Decision Making, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
- Proses Brand Loyalty, Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
- Proses Limited Decision Making, Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal. Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.
- Proses Inertia, Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas tisu.
Tahap-tahap Dalam Proses Pembelian
- Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan, Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan
- Menilai Sumber-sumber, Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
- Menetapkan Tujuan Pembelian, Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
- Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian, Tahap ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian
- Keputusan Membeli, Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya
KESIMPULAN:
Evaluasi
alternatif merupakan salah saru tahapan dalam proses pengambilan keputusan yang
sangat penting. Banyak pilihan alternatif yang ada membuat kita harus teliti
dan cermat dalam menetukan pilihan yang tepat. Ada beberapa cara untuk memilih
produk yang tepat, yaitu menetukan kebutuhan akan suatu produk, memilih harga
dan kualitas yang tepat, membandingkan produk-produk yang sejenis. Dengan
melakukan evaluasi alternatif diharapkan konsumen dapat memilih produk yang
tepat dan memberikan kepuasan yang paling maksimal. Adapun pertimbangan yang
dilakukan konsumen adalah produk yang murah – produk yang mahal, tingkat ekonomi suatu negara mempengaruhi konsumen untuk
megkonsumsi barang- barang yang harganya relatif murah.Hanya beberapa persen
penduduk yang berani mengkonsumsi suatu produk atau jasa dengan harga yang
mahal. Selebihnya, berpikir 3 sampai 4 kali untuk membelinya,Pembelian yang
sering – Pembelian yang jarang, barang atau jasa yang sering dibeli,Merek
yang biasa - merek yang terkenal.