PAPER
1
A. HAKEKAT MATA KULIAH ETIKA BISNIS
Menurut
Drs. O.P. Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas
asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis beroperasi
dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis
hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum
dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat
atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi,
struktur bisnis.
B. DEFINISI ETIKA DAN BISNIS
-
Definisi
Etika
Pengertian Etika (Etimologi),
berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau
adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral
yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal
tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi
dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk
penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian
sistem nilai-nilai yang berlaku. (http://erniritonga123.blogspot.co.id/2010/01/definisi-etika.html)
-
Definisi Bisnis
Dalam
ilmu
ekonomi, bisnis adalah suatu
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau
bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa
Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
"sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam
artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis"
sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata
bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis,
dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih
luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu. (https://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis)
C. ETIKET
MORAL, HUKUM, dan AGAMA
-
Etika Moral
Moral berasal dari kata latin “Mos”
yang dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti adat atau cara hidup. Moralitas
(dari kata sifat latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan
moral. Hanya ada nada lebih abstrak. Kita berbicara tentang moralitas suatu
perbuatan artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas
adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik
dan buruk.
- Moral dan Agama
Tidak bisa disangka, agama mempunyai
hubungan erat dengan moral. Setiap agama mengandung suatu ajaran moral. Ajaran
moral yang terpendam dalam suatu agama dapat dipelajari secara kritis, metodis,
dan sistematis dengan tetap tinggal dalam konteks agama itu.
- Moral dan Hukum
Hukum
membutuhkan moral. Dalam kekaisaran Roma sudah terdapat pepatah Quid Leges Sine
Moribus?” Apa artinya undang-undang jika tidak disertai dengan moralitas?”Hukum
tidak berarti banyak, kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Tanpa moralitas,
hukum akan kosong. Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya.
Karena itu hukum selalu diatur dengan norma moral. Di sisi lain, moral juga
membutuhkan hukum. Moral akan mengawang-awang saja, kalau tidak diungkapkan dan
dilembagakan dalam masyarakat. Dengan demikian hukum bisa meningkatkan dampak
sosial dan moralitas.
-
Etika Hukum
Sebagaimana didefinisikan dalam
oxford english dictionary, hukum adalah kumpulan aturan, baik sebagai hasil
pengundangan formal maupun dari kebiasaan, dimana suatu negara atau masyarakat
tertentu mengaku terikat sebagai anggota atau sebagai subjeknya. Hukum ada
(baik dibuat ataupun lahir dari masyarakat) pada dasarnya berlaku untuk
ditaati, dengan demikian akan tercipta ketentraman dan ketertiban. Pada
dasarnya hukum bertujuan untuk mencapai kepastian hukum, yaitu untuk mengayomi
masyarakat secara adil dan damai sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi
masyarakat.
-
Etika Agama
Agama dari bahasa Sanskerta “a = tidak; gama = kacau” artinya
tidak kacau; atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau
tujuan tertentu. Religio (religere) bahasa Latin artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan
dengan saksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan
atau memulihkan hubungannya dengan Ilahi. Dari sudut sosiologi, agama adalah
tindakan-tindakan pada suatu sistem sosial dalam diri orang-orang yang percaya
pada suatu kekuatan tertentu (yang supranatural) dan berfungsi agar dirinya dan
masyarakat keselamatan. Dari sudut
kebudayaan, agama adalah salah satu hasil budaya. Artinya, manusia membentuk
atau menciptakan agama karena kemajuan dan perkembangan budaya serta peradabannya.
Sedangkan kaum agamawan berpendapat bahwa agama diturunkan TUHAN Allah kepada
manusia. Artinya, agama berasal dari Allah; Ia menurunkan agama agar manusia
menyembah-Nya dengan baik dan benar; ada juga yang berpendapat bahwa agama
adalah tindakan manusia untuk menyembah TUHAN Allah yang telah mengasihinya. (http://makalah-update.blogspot.co.id/2012/11/manusia-etika-moral-agama-dan-hukum.html
D. KLASIFIKASI
ETIKA
Menurut buku yang berjudul “Hukum dan Etika Bisnis” karangan
Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika dapat diklasifikasikan menjadi :
-
Etika Deskriptif, yaitu etika dimana
objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan
hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya
ini tercermin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya dimasyarakat secara
turun temurun.
-
Etika Normatif, yaitu sikap dan
perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal.
Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta
kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi acuan bagi masyrakat umum atau
semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
-
Etika Deontologi, yaitu etika yang
dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang
atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan
tujuan yang ditimbulkan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari
sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap
masyarakat atu pihak lain.
-
Etika Teleologi, yaitu etika yang
diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan. Aktivitas akan
dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu
yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak
yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
-
Etika Relatifisme, yaitu etika yang
dipergunakan dimana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok parsial dan kelompok universal atau
global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok parsial, misalnya etika yang
sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan konvensi, dan lain-lain. Dengan
demikian tidak berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang bersifat global. (https://dwintapuspa.wordpress.com/2014/11/09/klasifikasi-etika/)
E. KONSEPSI ETIKA
Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya
perusahaan). Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu
perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang
dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya
berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor. Suatu perusahaan
akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar, dan
dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya.
-
Agar perusahaan tersebut mampu
melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
- intern,misalnya masalah
perburuhan
- Ekstern,misalnya konsumen dan
persaingan
- Lingkungan, misalnya gangguan
keamanan
-
Pada dasarnya ada 3 hal yang dapat
membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:
- Perusahaan tersebut harus dapat
menemukan sesuatu yang baru.
- Mampu menemukan yang terbaik
dan berbeda
- Tidak lebih jelek dari yang
lain
-
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu
memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:
- Visi
- Misi
- Tujuan
- Budaya
organisasi
BUDAYA
ORGANISASI
Pada
budaya organisasi terdapat unsur
- Memecahkan masalah baik
internal maupun eksternal organisasi
- Budaya tersebut dapat
ditafsirkan secara mendalam
- Mempunyai persepsi yang sama
- Pemikiran yang sama
- Perasaan yang sama
FUNGSI
DAN MANFAAT BUDAYA PERUSAHAAN
1.
Fungsi : Menentukan maksud dan tujuan
organisasi dengan fungsi tersebut organisasi akan mengikat anggotanya.
2.
Manfaat :
a. mampu memecahkan masalah intern
b. mampu memecahkan masalah ekstern
c. mampu memiliki daya saing
d. mampu hidup jangka panjang
KUNCI
MEMBANGUN BUDAYA PERUSAHAAN
1. Memahami proses terbentuknya budaya
perusahaan
a. Alamiah
b. Konseptual
sumber
budaya perusahaan adalah :
- karakteristik pemimpin
- jenis pekerjaan
- cara memecahkan masalah
2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
budaya perusahaan.
- Nilai
- Ideologi
- Norma
3.
Langkah-langkah membangun
budaya perusahaan:
·
Menemukan masalah dalam organisasi
·
Menemukan opini yang berkembang
·
Menganalisis opini dari:
- lingkup
- pemunculan
- kompetensi
- mutu
- kadar
4.
Menentukan strategi
5.
Membuat program
6.
Merumuskan pesan yang dapat mengubah
a. opini negatif menjadi positif
b. opini positif menjadi lebih positif
7. Menciptakan opini baru yang positif tercermin pada:
a. Individul image
b. Unit image
c. Coorporate
8. Budaya perusahaan dapat dibagi menjadi:
a. Pertama : Produk
b.Kedua : Organisasi
-
Perhatian pada karyawan (suasana, keejahteraan)
-
Perhatian pada tata kerja
-
Menyangkut pada sistem dan prosedur aturan-aturan kerja
-
Perhatian pada sarana/peralatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar